thegriffithdc.com – Beberapa pedagang di Pasar Tebet Timur, Jakarta Selatan, mengalami kesulitan dalam menjual minyak goreng kemasan rakyat atau Minyakita sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan. Hal ini karena harga pembelian mereka sudah melebihi HET yang ditetapkan sebesar Rp14.000 per liter.
Salah satu pedagang, Achmad, menjelaskan bahwa ia terpaksa menjual Minyakita dengan harga Rp16.000 hingga Rp17.000 per liter karena harga pembelian modalnya berkisar antara Rp14.500 hingga Rp15.000. “Keterangan di kemasan yang menyatakan tidak boleh dijual lebih dari Rp14.000 per liter sebaiknya dihilangkan, karena tidak memungkinkan kami menjualnya dengan harga tersebut,” ujar Achmad pada Kamis (30/5/2024).
Achmad juga menambahkan, meski harga pembelian sudah tinggi, tidak ada masalah dengan ketersediaan stok. “Stok aman, pengiriman lancar, tidak ada kendala atau kelangkaan,” tambahnya.
Di sisi lain, pedagang lain seperti Darmanto menghadapi kesulitan dalam mendapatkan stok Minyakita, khususnya yang berukuran 1 liter. Menurutnya, saat ini hanya tersedia kemasan 2 liter. “Minyakita yang 1 liter sudah tidak tersedia, yang ada hanya kemasan 2 liter dengan harga Rp34.000 per kemasan, atau sekitar Rp17.000 per liter, jauh melampaui HET,” kata Darmanto.
Amir, pedagang lainnya, juga menjual Minyakita dengan harga yang sama. Ia mengakui bahwa proses pengiriman dari distributor ke tokonya memakan waktu yang lama, meskipun tidak ada masalah dalam ketersediaan. “Pasokannya ada, tapi pengirimannya memang membutuhkan waktu yang lama,” ucap Amir.
Sebelumnya, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, atau Zulhas, mengindikasikan kemungkinan kenaikan HET Minyakita sebesar Rp1.000 per liter, dari Rp14.000 menjadi Rp15.000. “Kami sedang mengusulkan kenaikan untuk menyesuaikan biaya pengemasan,” kata Zulhas saat mengunjungi Bea Cukai Bandara Internasional Soetta pada Senin (6/5/2024). Namun, rencana kenaikan HET tersebut masih dalam pembahasan lintas Kementerian/Lembaga.