thegriffithdc.com

thegriffithdc.com – Data terbaru yang dirilis oleh S&P Global menunjukkan bahwa Indeks Purchasing Managers’ Index (PMI) manufaktur Indonesia mengalami penurunan ke angka 52,9 pada April 2024. Angka ini menurun dari indeks bulan Maret 2024, yang tercatat sebesar 54,2, menandakan adanya perlambatan dalam aktivitas manufaktur.

Fase Ekspansif dalam Industri Manufaktur

Meskipun terjadi penurunan, PMI masih mencatatkan angka di atas 50, yang merupakan ambang batas antara ekspansi dan kontraksi. Ini menegaskan bahwa sektor manufaktur tetap berada dalam fase ekspansif untuk bulan ke-32 secara berturut-turut, meskipun dengan pertumbuhan yang lebih lambat.

Respons Industri terhadap Penurunan Permintaan

Industri manufaktur menunjukkan respons yang strategis terhadap penurunan permintaan dan produksi dengan tetap meningkatkan aktivitas pembelian dan menumpuk pasokan. Langkah ini diambil sebagai persiapan untuk menghadapi kemungkinan peningkatan permintaan di masa depan, sebagaimana diungkapkan oleh Paul Smith dari S&P Global Market Intelligence.

Dampak pada Ekspor dan Tenaga Kerja

April juga membawa tantangan berupa penurunan penjualan ekspor yang berkelanjutan, yang telah berimbas pada pengurangan tenaga kerja dalam sektor ini. Ini merupakan pengurangan tenaga kerja pertama yang tercatat sejak Oktober 2023, mengindikasikan perubahan sentimen di antara para pelaku industri.

Tekanan Biaya Produksi dan Harga Barang

Peningkatan biaya input produksi, termasuk harga barang mentah yang terpengaruh oleh nilai tukar dolar AS, telah mendorong perusahaan untuk menyesuaikan harga jual produk mereka. Hasilnya, konsumen menghadapi peningkatan harga output barang.

Prospek Kepercayaan Industri

Meskipun terjadi penurunan kepercayaan hingga ke titik terendah dalam empat tahun terakhir, pandangan optimistis masih bertahan di antara industri manufaktur. Dengan 45% panelis PMI mengharapkan peningkatan produksi, industri ini tetap menunjukkan sikap positif terhadap pertumbuhan di masa depan.

Laporan PMI dari S&P Global ini memberikan gambaran tentang dinamika sektor manufaktur Indonesia pada April 2024. Meskipun menghadapi tantangan dalam bentuk perlambatan aktivitas dan peningkatan biaya, sektor ini masih menunjukkan ketahanan dengan mempertahankan fase ekspansif dan menyiapkan strategi untuk pertumbuhan mendatang.